LAPORAN
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
“MULTIMETER”
DISUSUN OLEH:
DODI
SETIAWAN PUTRA
ANGGOTA
KELOMPOK:
1.
RIZCYANI PUTRI
2.
UTARI PERISMA DEWI
PROGAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
I. JUDUL :
PENGUKURAN MENGGUNAKAN MULTIMETER
ANALOG DAN MULTIMETER DIGITAL
II.
TUJUAN : a. Melakukan observasi multimeter analog.
b. Melakukan pengukuran
dengan multimeter sebagai
ohmmeter.
c. Melakukan pengukuran dengan
multimeter sebagai voltmeter.
d. Melakukan
pengukuran dengan menggunakan multitester sebagai voltmeter.
e. Melakukan
penggukuran dengan menggunakan multimeter sebagai ampermeter.
f. Melakukan pengukuran hife transistor.
III. DASAR TEORI
Ampermeter,
voltemeter, dan ohmmeter semuanya menggunakan gerak d’arsonval. Perbedaan
antara instrument ini adalah rangkaian
didalam mana gerak dasar tersebut
digunakan. Berarti adalah jelas bahwa instrument tunggal dapat direncanakan
untuk melakukan ketiga fungsi perngukuran tersebut. Instrument ini dilengkapi
dengan sebuah saklar untuk menghubungkan rangkaian-rangkaian yang sesuai
kegerak d’arsonval tersebut multimeter atau volt-ohm miliampere (VOM)
(David,1989: 79-80).
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
arus tersebut amperemeter. Untuk mengukur arus dalam suatu kawat kita biasanya
harus memutus atau memotong kawat dan menyisipkan amperemeter supaya arus yang
akan diukur melewati alat ini.
Resistansi
RA dari amperemeter harus jauh lebih kecil dari pada resistansi lain pada
rangkaian. Jika tidak, kehadiran alat ini akan mengubah arus yang akan mengubah
arus yang diukur. Alat untuk mengukur beda potensial disebut voltmeter. Untuk
mengukur beda potensial antara sembarang dua titik pada rangkaian
terminal-terminal voltmeter dihubungkan antara titik-titik itu tanpa memutus
atau memotong kawat .
Resistansi
RU dari voltmeter harus jauh lebih besar dari pada resistansi SI dari setiap elemen rangkaian dimana akan
menjadi elemen rangkaian yang penting dan mengubah beda potensial yang
akan diukur. Sering kali ada satu alat tunggal dikemas sedemikian rupa dengan memakai sebuah saklar agar bisa
berfungsi sebagai amperemeter atau voltmeter dan biasanya juga sebagai ohmmeter
dirancang untuk mengukur resistansi dari elemen yang terhubung antara
terminal-terminalnya. Alat semacam ini disebut multimeter (Halliday, 2010:
178-179)
Amperemeter adalah alat ukur yang
digunakan untuk mengukur besar kuat arus
yang melewati suatu rangkaian listrik. Biasanya pada ampermeter akan ditemukan
tulisan amperemeter (A) miliampere (ma) atau mikroampere (mikroamper) (Umar,
2008: 5).
Instrument is so deflect full scate
with that line current the current thought the call must be 0,010 amp hence the
current in the shunt is :
10 amp – 0,01 amp = 9,99 amp
Since
the current are invertesing
propectional to the resistor and
rish the requived shunt resintance is 0,02 ohm.
So that one has a low
resistence instrument which at the
same time required 10 amp for all. Scale deflection. The sunt is ordinarily e closed within the case of the
instrument although in same instances external shunts are provided (Greene,
1960: 633).
Multimeter
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu multimeter analog dan multimeter digital
. Multimeter analog menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur
berdasar arus sedangkan multimeter digital dan besaran ukur berdasarkan
teganggan yang dikonveksi kesinyal digital. (Soedato,2004: 20)
IV. ALAT DAN BAHAN
1.
Multimeter
analog
2.
Multimeter
digital
3.
Baterai dan tempat baterai
4.
Tahanan
600 dan 500 ohm
5.
Saklar
6.
Power
supply
7.
Kabel
penghubung
V. PROSEDUR KERJA
5.1 Multimeter Analog
1.
Observasilah
multimeter dan kalibrasilah, yaitu dengan memeriksa apakah jarum sudah tepat
berada di nol.
2.
Multimeter
sebagai ohmmeter
a.
Ukurlah
tahanan dengan multimeter sebagai ohmmeter
b.
Harga
tahanan yang kedua dihubungkan seri
c.
Ukur
harga tahanan R1+R2
d.
Hubungkan R1 dengan R2 secara parallel, Ukurlah harga
tahananya sekarang
3.
Multitester
sebagai voltmeter AC (ACV)
a.
Ukurlah
potensial pada stop kontak didinding dengan menggunakan multitester sebagai
voltmeter AC alihkan ganggang saklar pengatur jangkauan ukur ke 250 ACV
b.
Hubungkan
power suplay dengan stop kontak dan hidupkanlah.
4.
Multitester
sebagai voltmeter DC (DCV)
a.
Ukurlah
potrensial antara titik a dan titik b
b.
Beda
potensial antara a ke b dinyatakan multitester DC
c.
Tambah
batrai 1 buah lagi DC(DCmA)
5.
Multitester
sebagai ampermeter DC (DCmA)
a.
Ukurlah
kuat arus DC Ma
b.
Hitung
kuat arus
c.
Tambah
1 batrai secara seri hitung kuat arus
5.2
Multimeter
Digital
1.
Observasi
multimeter digital
2.
Lakukan
memindahkan kabel dengan menekan tombol
3.
Pengukuran
hambatan dengan multimeter digital
a.
Ukurlah
harga tahanan dengan ohmmeter
b.
Ukur
harga tahanan R1 dan R2 : R1+R2
c.
Ukurlah
harga tahanan R1 dan R2 paralel 1/R1 +1/R2
4.
Pengukuran
tegangan DC dengan multimeter digital
a.
Ukurlah
teganggan
b.
Ukurlah teganggan keluaran power suplay
5.
Pengukuran
kuat arus DC dengan multimeter digital
a.
Ukur
kuat arus DCmA pada rangkaian
b.
Tekan
tombol dan alihkan kabel merah
c.
Tukar
R1=100 ohm R2= 50 ohm
d.
Tambah
1 batrai menjadi 2
6.
Pengukuran
tegangan AC dengan multimeter digital.
a.
Tekan
tombol dan atur kabel merah dan hitam
b.
Ukur
tegangan AC untuk input power suplay
c.
Ukur
tegangan keluaran AC power suplay
7.
Pengukuran
kuat arus AC dengan multimeter digital
a.
Tekan
tombol dan atur kabel
b.
Ukur
tegangan AC untuk input power
c.
Ukur
tegangan keluaran AC power suplay
8.
Pengukuran
kuat arus AC dengan multimeter digital
a.
Tekan
tombol dan ukur kabel hitam dan merah
b.
Ukur
kuat arus AC
c.
Ukur
tahanan bola lampu 100 watt
d.
Ukur
teganggan input
9.
Menggunakan
hfe transistor dengan multimeter digital
a.
Atur
tombol
b.
Ukur
hfe transistor NPN
c.
Untuk
transistor PNP
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Hasil
1.
RESISTOR
1 (jingga-jingga-merah-emas) = 3300 5% Ω
2.
RESISTOR
2 ( merah- hitam-jingga-emas) = 20.00 5% Ω
A.
Pengukuran
menggunakan multitester dan multimeter digital
1.
Menggunakan
multitester sebagai ohmmeter
SECARA SERI
Teori
|
Praktek
|
23.300 ohm
|
50.000 ohm
|
SECARA PARALEL
Teori
|
Praktek
|
2.832,6 ohm
|
3.000 ohm
|
2.
Menggunakan
multimeter digital sebagai ohmmeter
SERI
Teori
|
Praktek
|
23.300 ohm
|
2,5 ohm
|
PARALEL
Teori
|
pPraktek
|
2.832 ohm
|
2,75 ohm
|
B.
Pengukuran
tegangan AC/DC menggunakan multimeter
digital
1.
Pengukuran
tegangan AC
T
|
M
|
%Kesalahan
|
2 volt
|
1,2 volt
|
40 %
|
4 volt
|
3,4 volt
|
15 %
|
2.
Pengukuran
teganggan DC
T
|
M
|
%Kesalahan
|
2 volt
|
1volt
|
50%
|
4 volt
|
1,3volt
|
67,5%
|
C.
Pengukuran tegangan AC/DC menggunakan multitester
1.
Pengukuran
tegangan AC
T
|
M
|
%Kesalahan
|
2 volt
|
0,8 volt
|
60%
|
6 volt
|
4,8 volt
|
20%
|
2.
Pengukuran
Teganggan Dc
T
|
M
|
%Kesalahan
|
2 volt
|
0,9 volt
|
55%
|
6 volt
|
5,2 volt
|
13,3%
|
6.2 Pembahasan
Pada
percobaan kali ini, praktikan akan melakukan percobaan menggunakan multimeter
digital dan multimeter analog. Dengan tujuan praktikum menentukan hambatan
sebagai ohmmeter, kuat arus dan tegangan AC dan juga DC sebagai amperemeter dan
voltmeter. Namun untuk praktikum sebenarnya multimeter yang kami gunakan hanya
multimeter analog dikarenakan multimeter digital yang rusak, sehingga data
diatas yang kami gunakan merupakan data dari kelompok lain.
Langkah
awal yang dilakukan yaitu menentukan terlebih dahulu hambatan yang terdapat
pada resistor yang kami gunakan. Sesuai data dengan warna resistor pertama
yaitu jingga-jingga-merah sehingga didapat hambatannya 3.300 Ω. Sementara,
hambatan yang kedua 20.000 Ω dengan warna merah-hitam-jingga.
a. Percobaan pertama menentukan hambatan
dengan cara seri dan paralel
Secara teori pada
masing-masing rangkaian bisa dilihat pada lampiran hitung. Dan secara
parakteknya hambatan yang didapat yaitu 50.000 Ω secara seri dan 3.000 Ω secara
paralel.
b. Percobaan kedua menentukan tegangan AC
dan DC
Langkah
awal kita mentukan tegangan AC terlebih dahulu dengan menyambungkan power
supply ke multimeter analog. Untuk menentukan tegangan AC, kabel penghubung dari
multimeter ke piower supply boleh terserah atau dalam artian tidak harus sesuai
warna dalam penyambungannya.
Sesuai
data daiatas, voltase yang kami gunakan pada power supply yaitu 2 volt dan 6
volt. Hasil yang tampak atau yang ditunjukkan pada multimeter yaitu secara
berturut 0,8 dan 4,8. Sehingga perntase kesalahan yang kami dapatkan
berturut-turut 60 % dan 20 %. Hal ini dapat terjadi bisa dari kabel yang kami
gunakan atau power supplynya sendiri yang sudah tua.
Langkah
kedua menentukan tegangan DC. Cara kerja sama dengan menntukan tegangan AC
namun kabel harus disesuaikan dengan warna. Sesuai data diatas kesalahan
didapat yaitu 40 % dan 15 %.
Untuk
pengukuran menggunakan multimeter digital tidak kami lakukan karena alat yang
rusak walaupun sebenarnya multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi dan
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti dibandingkan multimeter analog.
VII KESIMPULAN
1.
Multimeter
dapat dioperasikan dengan saklar sebanyak posisi meter dapat diubah menjadi
ampermeter. Voltmeter dan ohmmeter dengan mudah.
2.
Multimeter
analog biasanya digunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen
dikarenakan apabila mengukur nilai suatu komponen multimeter analog kurang
tepat dalam pengukurannya.
3.
Kalibrasi
adalah cara yang dilakukan untuk menggembalikan kedudukan jarum pada angka nol.
VII DAFTAR PUSTAKA
Halliday, dkk.2010.Fisika Dasar.Jakarta: Erlangga.
Cooper,WD.1984.
Instrument elektronik dan teknik
pengukuran edisi 2.Jakarta : Erlangga.
Greene,
SE.1960.Principle of physic.Bandung :
Erlangga.
Soedojo,
Peter.2004.Mekanika klasik.Yogyakarta:
UGM.
Umar,
Efrizon.2008.Buku pintar fisika.Jakarta:
Erlangga.
IX
LAMPIRAN HITUNG
1.
Resistor
1 ( jingga,jingga,merah,emas ) 3.300
5% ohm
2.
Resistor
2( merah,hitam,jingga,emas) 20.000 5% ohm
a.
Rangkaian
seri
Rs = R1 + R2
= 3300 ohm +20000 ohm
= 23.300 ohm
b.
Rangkaian
parallel
=
= = = 2832,6
ohm
c.
Persentasi
kesalahan
%kesalahan = X 100%
1.
Multimeter
sebagai ohmmeter
RANGKAIAN SERI
KR = X
100%
KR = X
100%
= -114,6 %
RANGKAIAN PARALEL
KR = X 100%
KR = X 100%
= -5,91 %
2.
Multimeter
digital sebagai ohmmeter
RANGKAIAN
SERI
KR = X 100%
KR = X 100%
KR = 99,9%
RANGKAIAN PARALEL
KR
= X 100%
KR = X 100%
= 99,9 %
d.
Kesalahan
mutlak
KM
=
1.
Multimeter
sebagai ohmmeter
RANGKAIAN SERI
KM = = 1,146
RANGKAIAN PARALEL
KM = = 0,0591
2.
Multimeter
digital sebagai ohmmeter
RANGKAIAN
SERI
KM
= = 0,99
RANGKAIAN
PARALEL
KM
=
PENGUKURAN TEGANGGAN AC/DC MENGGUNAKAN
MULTITESTER
a.
Pengukuran
teganggan AC
KR1
=
KR2
=
KM1
=
KM2 =
b.
Pengukuran
teganggan DC
KR1 =
KR2 =
KMI =
KM2 =
PENGUKURAN
TEGANGGAN AC/DC MENGGUNAKAN MULTIMETER DIGITAL
1.
Pengukuran
teganggan AC
KR1
= =
KR2
= =
KMI =
KMI =
2. Pengukuran
teganggan DC
KR1 =
KMI =
KMI =