LAPORAN
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
“OSILOSKOP”
DISUSUN OLEH:
DODI
SETIAWAN PUTRA
ANGGOTA
KELOMPOK:
1.
RIZCYANI PUTRI
2.
UTARI PERISMA DEWI
PROGAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
II. TUJUAN : Setelah
menyelesaikan kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat:
a. Menentukan
fungsi Dari tombol-tombol pengatur pada osiloskop.
b. Mampu
mengkalibrasi osiloskop.
c. Untuk
menentukan tegangan searah (tegangan DC).
d. Untuk
menentukan frekuensi AC.
III. LANDASAN
TEORI
Osiloskop
dapat terjadi hanya jika terdapat gaya pemulih yang cenderung mengembalikan
sistem pada kesetimbangannya.
Pada
rangkaian LC ideal tanpa resistansi, tidak ada transfer energi selain yang
terjadi diantara medan listrik resistansi, tidak ada transfer energi selain
yang terjadi diantara medan listrik kapasitor dan medan magnet induktor. Karena
konservasi energi, osilasi dapat terus berlanjut tanpa berhenti. Osilasi tidak
harus dimulai dengan seluruh energi dalam medan listrik, situasi awal bisa dari
tahap osilasi yang mana saja.
Model
untuk gerak periodik. (a) jika benda berada pada sisi kiri dan posisi
kesetimbangan, pegas tidak ditekan maupun direngankan dan tidak memberikan gaya
horizontal. Jika benda berada pada sisi kanan dari posisi kesetimbangannya,
pegas yang meregang memberikan suatu gaya kearah kiri. (b) diagram-diagram
benda bebas untuk ketiga posisi ini. Jika gaya pegas F sebanding dengan
perpindahan dari kesetimbangan, maka gerak tersenut merupakan gerak harmonik
sederhana (Sears dan Zemansky, 2002: 389-390).
Osiloskop
sinar katoda (Cathode ray oscilloscope, selanjutnya disebut CRO) adalah
instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan terandalkan yang digunakan
untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dalam
rangkaian-rangkaian elektronik. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik
atau gambar (plotter) x-y yang sanagt cepat yang memperagakan sebuah sinyal
masukan terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Pena (“stylus”) plotter ini
adalah sebuah bintik cahaya yang bergerak melalui permukaan layar dalam memberi
tanggapan terhadap tegangan-tegangan masukan.
CRO
digunakan untuk menyelidiki bentuk gelombang, peristiwa transien dan besaran
lainnya yang berubah terhadap waktu dari frekeunsi yang sangat rendah ke
frekeunsi yang sangat tinggi. Tabung sinar katoda atau CRT merupakan jantung
osiloskop, dengan yang lainnya dari CRO terdiri dari rangkaian guna
mengoperasikan CRT (Copper,
1994: 189-191).
Didalam
sebuah rangkaian LC yang sebenarnya, osilasi tidak akan terus menerus terjadi
karena selalu ada resistansi yang akan menghabiskan energi dari medan listrik
dan medan magnet serta mendisipasikannya menjadi energi pas (rangkaian menjadi
hangat). Osilasi itu, begitu dimulai, akan menghilang. Kurva pada osiloskop
diatas memperlihatkan bagaimana osilasi dalam sebuah rangkaian RLC sebenarnya
akan menghilang karena energi terdisipasi dalam resistor energi panas
(Halliday, 2005: 297).
Osiloskop
adalah alat yang digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran arus maupun
tegangan yang berubah-ubah terhadap waktu, yang diketahui melalui tampilan pada
layar osiloskop. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung
sinar katoda dan cathode ray (CRT) bagian-bagian pokok CRT seperti tampak pada
gambar.
Keterangan:
1. Pemaras 6.
Pelat untuk simpangan horisontal
2. Katoda 7.
Anoda untuk simpangan vertikal
3. Tombol
pengatur 8.
Lapisan logam
4. Anoda
pemusat 9.
Berkasa sinar elektron
5. Anoda
pemercepat 10.
Layar (Irfani, 2002: 1-2).
In
the first part of the tube, which is the electron gun, a constant potential
difference accelerates electrons emited from a hot filament. If there are not
other forces on the electron, they travel along a straight line and strike the
center of fluorescent screen, producing a bright spot. Horizontal deflections
can be produced with horizontal electric fields between the parallel plates
marked in fig. These plates have separation. I if they are at a potential
differenve V1, these is a unifrom horizontal
electric field between them, E1 = V1/L.
This field accelerates the electrons, which the strike the screen at a
horizontal distance from the center, which is proportional to V1.
If V1
is gradually in creased, the spot gradually moves or sweeps across the screen:
when V1
returns to its original value, the spot returns to its starting point. If this
sweeps is at the eye conceals the motion, and a straight line is seen
(Sternheim and Kane, 1960: 406).
IV.
ALAT DAN BAHAN
1. Osiloskop
(HAMEG-HM 203-7) beserta probe
2. Baterai
3. Power
supply
4. Beberapa
kabel penghubung
V. PROSEDUR
KERJA
A. Menentukan
fungsi dari tombol-tombol pengatur osiloskop.
Dalam
rangkaian mempergunakan osiloskop maka terlebih dahulu kita harus mengetahui
fungsi-fungsi tombol pengatur pada osiloskop yang akan kita pakai. Susunan
tombol-tombol setiap osiloskop tidak sama nama fungsinya pada umumnya adalah
sama oleh sebab itu observasilah terlebih dahulu osiloskop tersebut.
B. Kalibrasi
alat.
Sebelum
melakukan kegiatan pengukuran osiloskop, periksalah jaringan listrik ditempat
akan melakukan kegitan. Sesuaikan tegangan jaringan dengan tegangan osiloskop,
dengan cara mengatur switch tegangan input osiloskop (110 Volt atau 220 Volt).
Periksalah sekring apakah baik atau sudah putus. Untuk sumber tegangan 220 volt
sebaiknya gunakan sekering 0,5 A dan untuk tegangan 110 Volt gunakan 1 A.
C. Menentukan
tegangan arus searah (DCV/Tegangan DC).
Untuk
mengukur tegangan searah (DCV) kembalikanlah kedudukan tombol-tombol pengatur
osiloskop pada keadaan semua seperti pada kedudukan dalam tabel waktu. Saudara
mengerjakan pemeriksaan tombol-tombol osiloskop.
a.
Tombol (22) AC-DC-GD
pada keadaan tertekan.
b.
Pasang probe pada
terminal (23) INPUT, kemudian hubungan badan probe PC pada kutub (-) baterai
dan alihkan tombol (24) VOLT/DIV ke 0,5 VOLT kemudian sentuhkan ujung probe PC
pada kutub (+) baterai tersebut. Ukurlah dengan mengamati perpindahan gambar
pada layar. Untuk lebih mudah menghitungnya gambar pada layar boleh saudara
geser-geser dengan mengatur kembali tombol (6) X-POS dan tombol (21) Y-POS agar
gambar yang terjadi pada salib sumbu.
D. Menentukan
tegangan arus bolak-balik (ACV/Tegangan AC).
Untuk
mengukur tegangan bolak balik (ACV) kembalikanlah kedudukan tombol-tombol
pengatur osiloskop pada keadaan semula seperti pada kedudukan dalam tabel waktu
saudara mengerjakan pemeriksaan tombol-tombol osiloskop.
1. Alihkan
tombol (12) TIME/DIV ke 5 ms dan tombol (14) EXT dalam keadaan tertekan serta
tombol VOLT/DIV ke 5 Volt.
2. Hubungkan
transformator ke power supplay dengan sumber tegangan dan hidupkan switch-nya
dari OFF ke ON.
3. Pasang
probe pada terminal (23) INPUT dan hubungkan probe dengan output power suplay
berturut-turut dengan memindahkan variabel outputnya ke 2V, 4V, 6V, 8V, 10V dan
12V.
4. Catatlah
data:
a. Perpindahan
gambar secara vertikal
b. Angka
yang dipakai pada VOLT/DIV
5. Kolom
data pengukuran tegangan AC
6. Tegangan
puncak-puncak (Vpp) = bilangan yang menunjukkan perpindahan gambar vertikal
pada layar kali dengan angka yang dipakai pada VOLT/DIV. Jadi yang terbaca pada
layar osiloskop adalah Vpp.
7. Carilah
tegangan (Vpp) untuk 2V, 4V, 6V, 8V, 10V dan 12V).
8. Carilah
tegangan maksimum (Vmaks) untuk 2V, 4V, 6V, 8V, 10V dan 12V) dimana:
Vmaks = Vpp
2
9. Carilah
tegangan efektif (Veff) untuk (2V, 4V, 6V, 8V, 10V dan 12V) dimana:
Veff
= Vmaks
E. Menentukan
frekuensi tegangan AC pada tegangan sekunder power suplay 6 Volt dan 12 Volt
serta frekensi input power suplay.
1. Karena
percobaan sebelum ini menentukan tegangan AC maka tombol-tombol tidak perlu
semuanya dikembalikan kepada keadaan semula kecuali alihkan tombol (14)
TIME/DIV ke 5 ms/cm.
2. Pasang
probe pada terminal (23) INPUT dan hubungkan ujung probe pada output power
supplay sedemikian rupa sehingga gambar sinusiodal pada layar.
3. Jika
perlu geser-geserlah posisi gambar yang terbentuk dengan mengatur tombol (6)
X-POS dan tombol (21) Y-POS. Sehingga gambar sinusiodal mulai dari titik
setimbang atau pada fase nol sehingga mudah membaca dan mengukur 1 panjang
gelombang sunisoida tersebut.
4. Lakukan
pengukuran dan frekuensi tegangan power suplay untuk variabel (6 Volt dan 2
Volt) dengan menghubungkan ujung probe pada output AC power suplay.
5. Baca
panjang satu gelombang pada layar (λ) serta angka pada TIME/DIV yang dipakai
saat melakukan pengukuran.
6. Carilah
data:
a. Perpindahan
gambar secara vertikal
b. Angka
yang dipakai pada VOLT/DIV
7. Carilah
frekuensi dari tegangan output power suplay dengan menggunakan persamaan.
f = f
=
8. Kolom
data pengukuran frekuensi AC.
VI HASIL DAN
PEMBAHASAN
6.1
Hasil
1. Pengukuran
tegangan DC
Jumlah
batrai
|
Panjang
gambar dilayar menurut sumbu – Y
|
Angka
volt/DIV
|
Tegangan
batrai
|
1
|
1,4
DIV
|
1
volt/DIV
|
1,4
volt
|
2
|
3
DIV
|
1
volt/DIV
|
3
volt
|
3
|
2,2
DIV
|
2
volt/DIV
|
4,4
volt
|
2.
Pengukuran tegangan DC
Output
power supply
|
Perpindahan
gambar sumbu – Y (cm) a
|
Angka
volt/DIV
|
a
x b = vpp
|
||
5
volt
|
1,4
DIV
|
2
volt/DIV
|
2,8
volt
|
1,4
volt
|
1
volt
|
8
volt
|
1,6
DIV
|
2
volt/DIV
|
3,2
volt
|
1,6
volt
|
1,1
volt
|
10
volt
|
1,8
DIV
|
5
volt/DIV
|
9
volt
|
4,5
volt
|
3,2
volt
|
12
volt
|
2,2
DIV
|
5
volt/DIV
|
11
volt
|
5,5
volt
|
3,9
volt
|
3.
Pengukuran frekuensi AC
Output
power supply
|
λ (cm)
|
Angka
Time/DIV 1/v (dt/cm)
|
V
(cm/dt)
|
T
= a x b (dt)
|
F
= 1/T (Hz)
|
F
= v/ λ (Hz)
|
10
volt
|
1,6
DIV
|
0,5
s/m
|
2
m/s
|
0,8
s
|
1,25
Hz
|
1,25
Hz
|
12
volt
|
1,8
DIV
|
0,5
s/m
|
2
m/s
|
0,9
s
|
1,1
Hz
|
1,1
Hz
|
6.2 Pembahasan
Pada
percobaan osiloskop ini kami menggunakan alat dan bahan yaitu osiloskop, audio
generator, batrai, transformator step down, power supply dan beberapa kabel
penghubung. Setelah alat dan bahan terpenuhi kami langsung melakukan praktikum.
Dimana sebelum melakukan praktikum, kami mengkalibrasi osiloskop terlebih
dahulu. Setelah itu kami melakukan percobaan sesuai dengan prosedur.
Percobaan
yang pertaman kami melakukan pengukuran tegangan AC dengan menggunakan batrai.
Untuk percobaan pertama kami menggunakan 1 batrai yang memiliki tegangan 1,5
volt. Tetapi secara praktek kami menghasilkan 1,4 volt. Untuk percobaan kedua
kami menggunakan 2 batrai dalam praktek kami mendapatkan tegangan sebesar 3
volt. Dimana percobaan kedua ini berhasil karena sesuai dengan tegangan pada
batrai yaitu 3 volt. Selanjutnya untuk percobaan ketiga kami menggunakan 3
batrai yang seharusnya tegangannya adalah 4,5 volt, tetapi dalam praktek kami
dapatkan tegangan sebesar 4,4 volt. Jadi pada percobaan pertama ini yang
berhasil hanya percobaan dengan menggunakan 2 batrai yang mana menghasilkan 3
volt. Dan untuk percobaan dengan menggunakan batrai 1 dan 3 gagal karena nilai
dari tegangan batrai yang dihasilkan tidak sesuai dengan tegangan pada batrai
tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak teliti dalam melakukan percobaan dan
kurang tepatnya dalam melihat panjang gambar dilayar menurut sumbu – Y.
Pada
percobaan pengukuran tegangan AC dengan mnggunakan power supply, kami melakukan
4 kali percobaan yang mana untuk output pada power supply kami menggunakan 5
volt, 8 volt, 10 volt,dan 12 volt.dimana pada percobaan ini untuk perpindahan
gambar sumbu – Y kami mendapatkan nilai pada masing-masing percobaan yaitu 1,4
DIV, 1,6 DIV, 1,8 DIV, 2,2 DIV. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa
semangkin besar nilai output pada powe
supplyyang digunakan maka semangkin besar pula perpindahan gambar pada sumbu –
Y.
Pada
percobaan ketiga yaitu pengukuran frekuensi AC kami menggunakan output pada
power supply yaitu 10 volt dan 12 volt. Percobaan ketiga ini kami hanya
melakukan 2 kali percobaan. Dimana untuk waktu (t) kami mendaptkan 8 s dan 9 s.
dalam penggunaan 10 volt kami menghasilkan 0,125 Hz. Dan dengan penggunaan
tegangan output power supply 12 volt kami mendapatkan 0,1 Hz. Dalam mencari
frekuensi kami menggunakan rumus berikut :
dan
Dimana dan hasil frekuensi dari kedua
rumus tersebut sama. Percobaan pertaman kami menghasilkan frekuensi 0,125 Hz
dengan menggunakan kedua rumus tersebut, begitu pun pada percobaan kedua kami
mendapatkan 0,1 Hz. Jadi pada percobaan frekuensi AC yang kami lakukan berhasil.
VII.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang
telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
1. Osiloskop
sinar katoda adalah instrumen laboratorium yang bermanfaat untuk pengukuran dan
analisa bentuk-bentuk gelombang serta gejala lainnya dalam satu rangkaian
elektronik.
2. Osiloskop
memiliki dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol.
3. Osiloskop
digunakan sebagai alat ukur tegangan AC, DC dan frekuensi.
4. Cara
kerja osiloskop, dimana tegangan listrik yang dipasang pada masukan vertikal
akan menggerakkan titik terang ke atas atau ke bawah sesuai harga sesaat
tegangan masukan. Resultan gerak horizontal titik tersebut membentuk gelombang
sinusoida pada layar yang menggambarkan peubahan tegangan masukan tersebut.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
CopPer, David William.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik
Pengukuran.
Jakarta:Erlangga.
Halliday.1978.Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga. Bandung:
Erlangga.
Irfani,
Najaruddin.2002. “Indonesia Journal of Mterials: Osiloskop”.2(1)1-6.
Kane,
Sternheim.1960.General Physics.New
York: Second Edition.
Zemansky,
Sears.2002.Fisika Universitas.Jakarta:
Erlangga.
IX. LAMPIRAN HITUNG
1. Pengukuran
tegangan DC
Tegangan
puncak-puncak (vpp)
a Vpp1
= a x b = 1,4 DIV x 1 volt/DIV = 1,4 volt
b Vpp2
= a x b = 3 DIV x 1 volt/DIV = 3 volt
c Vpp3
= a x b = 2,2 DIV x 2 volt/DIV = 4,4 volt
2. Pengukuran
tegangan AC
a Vpp1
= a x b = 1,4 DIV x 2 volt/DIV 2,8 volt
dengan batrai 5 volt
b Vpp1
= a x b = 1,6 DIV x 2 volt/DIV 3,2 volt
dengan batrai 8 volt
c Vpp1
= a x b = 1,8 DIV x 5 volt/DIV 9 volt
dengan batrai 10 volt
d Vpp1
= a x b = 2,2 DIV x 5 volt/DIV 11 volt
dengan batrai 12 volt
Tegangan
maksimum
Tegangan efektif (veef)
3.
Pengukuran frekuensi AC
T
= a x b
T
= 1,6 DIV x 0,5 ms = 0,8 s
T2
= 1,8 DIV x 0,5 ms = 0,9 s
PERTANYAAN DAN TUGAS
Coretalah
yang salah dari 2 pertanyaan didalam kurung seperti yang terdapat dalam kalimat
di bawah ini:
1. Terang
suramnya gambar pada layar osiloskop dapat diatur dengan tombol (INTENSITY
FOKUS), sedangkan tajam dan blurnya gambar diatur oleh tombol
(INTENSITY/FOKUS).
2. Makin
besar angka yang ditunjukkan skala TIME/DIV Kecepatan sinar katoda menyapu
layar makin (CEPAT/LAMBAT).
Ketika
pengaturan pelemahan vertikal (VOLT/DIV) menunjukkan angka 0,5 seperti
percobaan: mencoba fungsi-fungsi tombol osiloskop kegiatan ke-11, jarak kedua
titik pada byar adalah 1 cm, ini berarti tegangan yang dimasukkan melalui Jack
Input besarnya 0,5 Volt yaitu tegangan (Vmaks/Vpp).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar